BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk
ciptaan Allah pasti memiliki cara berfikir atau disebut dengan Penalaran,
tetapi beda nya hanya manusia yang diberikan cara berfikir yang lebih oleh
Allah. Mereka harus berpikir terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu. Harus bisa
membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk.
Terlebih lagi dalam
pembahasan kali ini, saya akan mengulas tentang “Penalaran Deduktif”. Penalaran
adalah cara berfikir. Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Maka Penalaran
Deduktif adalah cara berfikir yang terjadi pada peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diyakini atau diketahui.
BAB II
PEMBAHASAN
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence
(konklusi).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode
ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen
dan operasionalisasi.
Faktor
– faktor Penalaran Deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
Jenis penalaran deduktif yaitu:
Ø Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi.
Ø Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor
yang berproposisi konditional hipotesis.
Ø Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif.
Ø Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
· CONTOH
PARAGRAF DEDUKTIF
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa
pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis.
Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian
kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam
sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu"
memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang
terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair
besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.
BAB III
PENUTUP
Yang dapat disimpulkan dalam pembahasan ini, bahwa Penalaran adalah cara
berfikir, sedangkan metode Deduktif merupakan metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Maka Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar